Terimakasih,
Kepada kamu yang mengerti dimana saat menjadikanku anak kecil yang pendapatnya dihargai. Menjadikanku orang dewasa yang perlu dinasehati. Menjadi pendengar tanpa pernah banyak menyanggah. Menjadi teman bicara, yang berbeda pendapat namun tak menjatuhkan, yang menasehati tanpa merendahkan, yang terkadang diam dan terus bicara tanpa membuatku hilang kenyamanan.
Terimakasih,
Atas rasa ingin tau mu tentang kabarku. Atas pertanyaan tentang hariku yang baru saja berlalu. Atas beban yang bersedia kau bawa untuk meringankan jiwaku. Atas melucumu yang tidak lucu. Atas cemburu yang kau tutup setiap kali aksaraku merangkai rindu yang tak tertuju padamu. Atas rasa yang tak pernah redup meski berulang kali hatiku ku tutup.
Untuk seseorang yang telah begitu teguh memperhatikan segalaku semenjak kali pertama kita bertemu. Pada suatu ruang dalam romansa putih abu-abu. Untuk seseorang yang pernah begitu hancur mengetahui kebenaran rasaku.
Bagaimana caranya kau seteguh itu?
Terimakasihku tak kan pernah cukup.
Aku takut, malu, jika suatu saat akhirnya luluh.
Jujur saja, aku nyaman. Seringkali aku tersentuh oleh kesederhanaanmu. Perbincangan apapun selalu menghangatkan hatiku. Denganmu, aku merasa aku adalah aku. Tanpa perlu takut kau tau gelap terangku. Dan kau tetap hadir, dalam hari-hariku yang manis, hari-hariku yang perih. Bahkan hingga saat ini.
Maafku tak kan pernah cukup.
Terimakasih,
telah mencintai wanita se-egois aku.
Bahkan setelah semua kisah berlalu.
****
Untuk Sepenggal kisah yang telah lalu : Lintang & Berlian
Desember 2019
0 Komentar
Hay! Salam Kenal :)
Pendapatmu tentang tulisanku...