Note for My Self : Selangkah Lebih Baik

Alhamdulillah, ala kulli hal..

Sudah lama tidak share diblogku yang sudah lebih dari sawangan ini. Hehee.. Bukannya tidak mau, Hanya saja sedang banyak yang terjadi dalam hidupku belakangan ini. Takut belum mampu menguasai diri, takut belum penuh hikmah tertuang ke dalam diri, takut ujung-ujungnya cuma curhat sana-sini.

Dear,
Semakin kesini aku menyadari, betapa perempuan yang tengah tumbuh mendewasa perlu berupaya lebih mengendalikan diri untuk tidak mudah berkeluh kesah apalagi curhat di social media.

Nanti, akan ada masa dimana ada nama baik yang harus kau jaga.
Ini bukan bukan hanya soal kamu dan keluargamu. Tapi juga juga ia dan keluarganya.

Akhir-akhir ini aku sering berpikir berulangkali sebelum memposting sesuatu di media sosial. Entah Instagram, Facebook, Blog ataupun Whatsapp Story. Aku juga sama. Senang sedikit, gatal ingin posting. Galau sedikit, ingin curcol di WA story. And yeah, everyone has freedom. Bebas. Sah-sah saja mau posting apa. Tapi, bagi seorang 'aku', setelah kelepasan curhat di wa story, atau social media lain, selalu ada ketenangan yang terusik. Sebagian diriku menelisik.

"Apa cerita hidupmu itu konsumsi publik? Apa untungnya galau-galau di wa story? Jangan-jangan, bukannya simpati, orang-orang justru menertawai."

Dan aku malu. Dan aku menyesal. Dan sayang, mengapa aku mengulangi?

Aaahh....
Apa tujuanmu? Ngode si dia di WA story? Bahkan dia tak peduli. Dan kamu hanya mempermalukan dirimu sendiri.

"Tapi bisa diatur kok viewernya. Biar dia doang yang liat." Aku mulai membela diri.

Ya, kamu tau hanya dia yang lihat postingan penuh kodemu itu. Tapi dia?

Yang ia tau, semua orang dapat melihat postinganmu. Yang ia tau, kamu hanyalah seorang wanita yang bahkan membiarkan semua orang tau kegalauan-kegalauanmu.

Dan maaf, harus ku katakan, semua itu hanya akan menurunkan harga dirimu. Dimana urat malumu?

Karena itu Dear,
Mari bersamaku, kita tumbuh mendewasa bersama. Menjadi wanita hebat, lagi berkelas. Yang sangat ingin melakukan ini dan itu, tapi tau mana perkara yang perlu dan tak perlu. Kau dan aku, kita, berproses bersama waktu. Dan aku, benar, tak sebijak tulisanku. Maka dampingi aku, untuk selalu selangkah lebih baik, bersamamu..

Dear diriku,
Melangkahlah bersama waktu.

......

di sela jam istirahat,
Juli 2019.

0 Komentar