Ini adalah kali ketiga aku jatuh dari motor.
Rasanya? Masyaa Allah.. Hehee.. Alhamdulillah ala kulli hal.
So this is what I want to share with you, my friend.
On my little blogger's note.
On my little blogger's note.
15 Juli 2019
Aku meringis sakit setengah malu dikerumuni orang di pos secuity PT. Ya, malam ini aku jatuh dari motor (lagi). Dekat PT pula. Aku langsung dibawa kembali ke PT untuk segera mendapatkan P3K. Saat itu ba'da magrib. Entah jam berapa tepatnya. Ibu HRD yang baru saja mau pulang, dengan sigap membantuku membersihkan luka dengan alkohol dan melumurinya dengan betadin.
Alhamdulillah, tidak terlalu parah.
Hanya sedikit menyisakan cidera tangan kiri. Lecet di sekitar pergelangan tangan, punggung tangan, lengan bawah dan siku tangan kiriku yang lebam, memar dan mendadak jauh lebih mancung ketimbang hidungku. Hahaa.. Terlihat sekali apalagi jika ditekuk, benjolan di siku, benjur, memar membiru, hingga setengah ungu. Ngeri sendiri aku melihatnya. Sejak malam, lukaku dibalut kain kasa dan di perban agar tak terinfeksi dan tak mudah tersentuh. Dijejalilah mulutku dengan obat pereda nyeri agar aku bisa tidur. Aku bersyukur punya sosok ibu disini. Bulik, begitu aku memanggil. Adik ayahku. Aku menurut. Tentu saja karna aku ingin cepat sembuh.
Hanya sedikit menyisakan cidera tangan kiri. Lecet di sekitar pergelangan tangan, punggung tangan, lengan bawah dan siku tangan kiriku yang lebam, memar dan mendadak jauh lebih mancung ketimbang hidungku. Hahaa.. Terlihat sekali apalagi jika ditekuk, benjolan di siku, benjur, memar membiru, hingga setengah ungu. Ngeri sendiri aku melihatnya. Sejak malam, lukaku dibalut kain kasa dan di perban agar tak terinfeksi dan tak mudah tersentuh. Dijejalilah mulutku dengan obat pereda nyeri agar aku bisa tidur. Aku bersyukur punya sosok ibu disini. Bulik, begitu aku memanggil. Adik ayahku. Aku menurut. Tentu saja karna aku ingin cepat sembuh.
Esoknya, baru ku dapati memar di sekitar paha dan lutut kakiku. Perkembangan tangan kiriku justru terasa sakit bila ditekuk atau diluruskan, juga nyeri ketika diangkat keatas. Aku agak kesulitan untuk sekedar mengikat rambut, mandi atau kegiatan apapun yang berhubungan dengan kebebasan gerak tanganku.
Alhamdulillah, Alhamdulillah. Alhamdulillah ala kulli hal.
Allah hanya mengambil sedikit saja nikmat sehat yang selalu Ia beri, yang selalu lupa ku syukuri. lalu pantaskah aku mengeluh? Lihat, bagaimana cara-Nya membuatku beristigfar setiap nyeri itu menyambar-nyambar tanganku. Mungkin aku yang lalai, hingga Allah menegurku. Mungkin aku yang keterlaluan hingga Ia harus menegurku dengan cara seperti ini. Allahu Rabbi.. Maafkan hamba-Mu ini.
Allah hanya mengambil sedikit saja nikmat sehat yang selalu Ia beri, yang selalu lupa ku syukuri. lalu pantaskah aku mengeluh? Lihat, bagaimana cara-Nya membuatku beristigfar setiap nyeri itu menyambar-nyambar tanganku. Mungkin aku yang lalai, hingga Allah menegurku. Mungkin aku yang keterlaluan hingga Ia harus menegurku dengan cara seperti ini. Allahu Rabbi.. Maafkan hamba-Mu ini.
Karena kondisi tanganku ini, aku jadi berfikir, betapa luar biasa Allah menciptakan manusia.. Sel-sel lapisan kulit yang Ia ciptakan menyelimuti tubuh manusia yang ringkih. Bagaimana Ia satukan dan tumbuhkan kembali sel-sel yang tercabik. Bagaimana Ia susun tulang demi tulang lengkap dengan sendi-sendi. Lihatlah, aku yang takut diurut ini, ada yang sedikit mengganjal rasanya di siku tangan kiriku ketika ku tumpukan tanganku ke meja. Entah tulang yang sedikit bergeser dari tempatnya, tempurung siku yang masih memar, atau.. Entahlah. Sampai tulisan ini tertulis, belum jua ku apa-apakan.
Duhai, banyak sekali pelajaran yang dapat ku ambil. Termasuk... karena kejadian ini, aku jadi tau hukum berwudhu ketika ada anggota wudhu yang harus diperban.
Awalnya, aku tak menceritakan ini ke orang tua. Hanya bulik yang tau. Namun, tak sanggup juga aku berbohong setiap mamah bertanya, "ngga ada kabar apa-apa mbak?". Well, satu minggu kemudian, mamah, papah dan adikku kesini. Menjenguk. Aku senang, tentu saja. Ada enegi tanpa definisi yang kurasakan semenjak kehadiran mereka, keluargaku, rumahku.
Untuk sahabatku, Isna, terimakasih. Atas segala kekhawatiran dan perhatianmu dari jauh. Atas nasehatmu agar aku jangan dekat-dekat aspal lagi. Ya bagaimanalah, Mbak. Aspalnya yang pengen deket-deket aku. "Intan terlalu memikat sih.." katamu. Hahaha.. Iya, aspal aja terpikat, masa dia engga? (Duh, ngelantur ). Ini juga yang menginspirasiku atas judul tulisan ini. Daya Pikat terhadap Aspal. Ahahahaa..
Terimakasih selama ini sudah sabar membalas email-email dariku. Curhat ini itu. Dan balasan E-mail darimu itu mbak. Sangat ku tunggu-tunggu. Gemas.
Terimakasih selama ini sudah sabar membalas email-email dariku. Curhat ini itu. Dan balasan E-mail darimu itu mbak. Sangat ku tunggu-tunggu. Gemas.
Dan juga... terimakasih, untukmu ..(siapapun itu), atas semangat, atas doa demi doa dalam diam yang engkau panjatkan untukku. Semoga Allah melindungimu.
Ada filosofi aneh yang ku ciptakan dari penyebab jatuhnya aku kemarin. Hubungan antara aspal sebelah jalur yang lebih tinggi, dengan tergelincirnya ban motorku karna aspal yang masih lincin. Hehee, Insyaa Allah ku tuliskan nanti.
Mudah-mudahan, engkau bisa memetik hikmah wahai diri.
Folosofi aneh yang kau ciptakan sendiri, jangan sampai kau lupai.
Folosofi aneh yang kau ciptakan sendiri, jangan sampai kau lupai.
Syukur syukur syukur.
Bahagia hidup ini.
Bahagia hidup ini.
Allahu Rabbi,
Terimakasih.
Terimakasih.
Menjelang Agustus
2019.
2019.
0 Komentar
Hay! Salam Kenal :)
Pendapatmu tentang tulisanku...