Misi Melarikan Diri

Part 1


Entah, aku masih mencari frasa yang lebih tepat untuk menggambarkan sesuatu yang seringkali membuncah di dadaku ini. Melarikan diri? Bukankah frasa itu terdengar seperti suatu tindakan yang tidak bertanggungjawab? Tapi bukankah itu hanya bersifat seakan akan?


Setiap orang berhak memiliki mimpi. Berhak memilih mau menjadi apa dirinya hari ini dan nanti.

Banyak yang dengan mudah meraih apa yang mereka impikan, pun banyak mereka yang mesti menjalani apa yang tak mereka ingin. Padahal, apa yang mereka keluhkan karena tak sesuai dengan segenap ekspektasi bisa jadi sesuatu yang tengah manusia lain impi.

Lantas, dimana titik puas manusia tanpa adanya syukur menyertai?

Aku kagum, pada mereka yang berhasil takut pada ketakutan mereka sendiri. Melangkahkan kaki keluar dari zona nyaman dengan kemantapan hati.

Itulah kegagalan yang belum jua terselamatkan olehku sampai detik ini. Takut mengecewakan hingga terlampau sering mengecewakan diri sendiri.

Pada titik dimana aku  benar-benar jenuh, aku sungguh ingin...melarikan diri.

Dari gedung gedung tinggi yang memenjara langkahku. Melarikan diri dari ikatan waktu yang menghalangi kesempatan yang ku punya untuk lebih menikmati hidup. Melarikan diri dari segala keterikatan yang membuatku merasa aku bukanlah aku.

Aku pun sama, ingin fokus belajar tanpa memikirkan tanggungjawab pekerjaan hari esok yang di kejar deadline.

Ingin sesekali merasakan serunya duduk di kafe mengerjakan tugas Kelompok sambil meneguk kopi atau lemon tea kesukaanku.

 Ingin memiliki waktu libur yang cukup untuk menikmati keindahan planet bernama bumi, di gunung, pantai, perbukitan, hutan Pinus, atau apapun asal bukan gedung.

Aku ingin menjadi sedikit gila jika terlalu gila itu tidak baik. Berpetualang ke pelosok negeri. Menjadi bermanfaat bagi mereka yang berhak atas kehidupan yang lebih baik. Aaah.. kamu tau, mengeja aksara bersama anak anak saja sudah lebih dari cukup membuatku bahagia.

Bagaimanalah,
Aku masih aku yang seperti ini. Belajar menjadi lebih baik. Kadang optimis, kadang pesimis. Kadang berlari, kadang tertatih. Melangkah tak kenal letih.


0 Komentar