Dan ya,
Pada akhirnya 'Blog' ini adalah tempat segala aksaraku berpulang setelah sekian lama bercerita pada dunia.
Aku sempat beberapa kali mempunyai akun dengan nama pena. Di Facebook, di twitter, di Instagram, bahkan waktu itu sempat hendak membuat akun wattpad. Sekedar menyalurkan hobby menulis. Karena perempuan yang himpunan aksaranya terlalu banyak bicara ini paling sulit berbicara tertang perasaan pada nyatanya.
Baik,
Jadi apa motivasiku membuat akun-akun dengan nama pena itu? Mengapa harus menyembunyikan identitasku?
Aku tak tau pastinya. Yang jelas, aku merasa nyaman berekspresi tanpa seorangpun tau siapa manusia dibalik tulisan-tulisanku itu. Aku merasa senang ketika ada orang yang merasa hidup bersama sajak-sajakku. Aku senang jika tulisanku sampai di hati para pembacaku. Aku senang jika ada orang yang mengapresiasi karya-karyaku. Dan lebih senang ketika ada orang yang mengkritik tulisanku sehingga aku memiliki bahan yang selalu ku jadikan acuan untuk terus menulis lebih baik lagi.
Beberapa pembaca tulisanku bahkan sempat bertanya, "Kak, kapan neribitin buku? aku pengen beli" atau, ada yang lebih membuatku terpingkal sambil mengamini membaca pertanyaan, "Kak, Aku beli dong bukunya" Lhaa.. Gimana ceritanya? Udah ada yang pesen buku padahal menulis bukunya pun aku belum. hehee.. Tapi sungguh, mereka adalah salah satu semangat terbesarku untuk terus menulis dan menulis lagi di sela-sela kesibukanku selama ini.
Sebenarnya aku bahagia saja, sayangnya, hati yang seringkali ringkih oleh pujian ini kadang tak dapat ku tahan melambung melihat bagaimana respon para pembaca tulisanku. Pernah suatu ketika aku mengirim sebuah naskah cerpen ke sebuah akun resmi di Line yang memposting sajak-sajak dari para pecinta literasi. Beberapa kali aku meng-e-mail karyaku. tapi tak ada satu pun karya yang admin posting di berandanya. Baiklah.. aku tidak boleh menyerah. Sampai suatu ketika, aku melihat karyaku terposting beberapa jam lalu.
Bahagia? Ya, tentu saja. Melihat bagaimana respon para pembaca. Ribuan like dan ratusan Share yang karyaku raup dalam hitungan malam. Aku baru tahu, mengapa kadangkala seorang seniman menggelar sebuah pameran untuk karya-karyanya sendiri. Yap, karena mereka butuh apresiasi. Dan aku, sebagai manusia yang baru memulai dunia aksaraku ini, benar-benar masih amatiran dan haus akan apresiasi. Maka, tak lama dari itu, aku membuat sebuah akun dengan nama pena di facebook.
Aku rajin meminta pertemanan pada akun-akun yang sekiranya aktif dan suka dunia membaca. Dalam satu minggu pertama, dengan jumlah pertemanan yang belum menyentuh rangkaian 4 digit angka, tulisan yang ku posting telah memperoleh ratusan like dan beberapa belas kali share. Lebih dari cukup membuatku bahagia melihat respon yang positif dari para pembaca. Aku mendapat banyak sahabat baru, dari berbagai macam penjuru Indonesia. Ada satu teman terbaik yang selalu mensupport di setiap postinganku. Seorang lelaki asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. dan tentu masih banyak lagi yang lainnya.
Percayalah..
Tulisanku biasa-biasa saja. Malah, jika ku baca sendiri setelah beberapa jangka waktu, aku merasa lebay atas tulisan-tulisanku, yang lagi-lagi tentang perasaan. Hahaa.. Bagaimanalah.. Ketimbang fiksi, aku lebih sering menggunakan pengalaman batinku sendiri dalam menulis, dan alhasil, karya dengan ketulusan dan kedalaman hatilah yang memang paling banyak merebut hati para pembaca.
Sungguh benar-benar tak ada yang tau tentang akun itu hingga suatu hari..
"Pah, kalau intan punya akun buat nulis-nulis terus ternyata banyak yang suka tulisan intan gitu asik kali yaa..Gimana menurut papah?" dan beliau menjawab, "Ya bagus mbak.." lantas beberapa detik kemudian, kutunjukkan akun itu di layar handphoneku. Dan papah memang sahabat terasik untuk berbagi dan menyimpan rahasia setiap kali aku curhat. Belum ada yang tau beberapa hari selanjutnya termasuk keluarga serumah.
Sampai beberapa hari kemudian mamah mulai curiga dan pada akhirnya tau, kemudian adik, beruntunlah hingga ke om dan tante. Sebenarnya bukan masalah. Tapi semenjak itu aku jadi malas memposting tulisanku disana. Jiwaku tak lagi lepas disana. Jangan tanya kenapa. Aku tak tau.
Mungkin karena kesibukan baruku juga. Kerja, kuliah dan Alhamdulillah sekarang aku tengah belajar merintis sebuah usaha kecil. Aku mulai jarang menulis. Aku rindu menulis, rindu diriku, rindu aku yang bebas seperti dulu.
Waktu terus berjalan, dan tak ada kata menyerah di kamus kehidupanku. Maka cukup. Aku hendak melangkah. Kelak aku ingin berada di dunia dimana aku ingin berada. Jadi Selamat membaca coretan abstrakku di blog ini untuk waktu-waktu kedepan, Insyaa Allah.
Di Blog ini namaku tertera jelas. Tak apa lah, pikirku. Lagi pula tak banyak orang yang baca tulisanku disini. Bahkan mungkin tidak ada. Pokoknya blog ini menjadi galeri aksara pribadiku yang dapat ku kunjungi kapan saja. Kalaupun ada yang membaca, ya.. Semoga kalian suka dan semoga tulisanku bermanfaat.
Semoga kita bisa menjalin ikatan persahabatan dalam aksara yaa..
Salam hangat,
Intan
0 Komentar
Hay! Salam Kenal :)
Pendapatmu tentang tulisanku...