Yang Telah Lama Terpendam

Aku ingin engkau tau, debaran itu ada sejak pertama kali aku mengenalmu. Ada getaran yang membuatku tiba-tiba merasa begitu takut akan kehilanganmu. Aku tak tau, mengapa dari sekian banyak lelaki yang aku kenal hanya dirimu yang mampu membuat jantungku berdebar sehebat ini.
 Sejak perkenalan itu, rindu memelukku dengan eratnya. Rindu merangkai bintang malam membentuk namamu. Ya, nama yang bergema indah dalam hatiku.
Dan cemburu menyelinap begitu saja tanpa sepengetahuanku setiap kali aku melihatmu tersenyum dan tertawa bersama wanita lain. Apalah dayaku? Untuk cemburu pun aku tak berhak. Lagi pula siapa aku? Hanya seorang gadis yang mengagumimu dalam diamku.
        Sungguh, aku ingin kau tau perasaanku. Aku ingin kau tau betapa derasnya darahku berdesir setiap kali tak sengaja berpapasan denganmu. Aku ingin kau tau betapa bahagianya aku melihatmu tersenyum. Aku ingin kau tau bagaimana aku mengalirkan setiap rindu dalam doa-doa ku. Aku ingin kau tau, jika namamu ku sebut dalam setiap sujudku. Aku ingin kau tau betapa teremasnya hati ini setiap kali mendengar kabar kedekatanmu dengan wanita lain.
        Sungguh, aku cemburu pada mereka yang bisa selalu dekat denganmu. Aku cemburu pada mereka yang setiap saat bisa dengan mudah berkomunikasi denganmu. Aku cemburu pada mereka yang dapat menikmati senyummu kapanpun mereka mau. Astagfirullah hal adzim..
Jika saja cemburu dapat ku hempaskan jauh-jauh, sebisa mungkin aku akan menghempasakan perasaan yang begitu menyiksa batinku ini. Mengadu pada-Nya adalah satu-satunya cara yang membuat hatiku mampu kembali tenang, tanpa harus takut kehilanganmu.
        Maafkan aku mencintaimu. Aku tau semua terlalu cepat untuk dikatakan sebagai cinta. Tetapi cinta selalu datang tanpa alasan, tanpa mengetuk pintu, tanpa seizinku, begitu saja ia singgah dalam hati. Sungguh aku pun heran pada diriku sendiri. Mengapa dengan mudahnya dirimu mampu meruntuhkan dinding pertahanan hatiku?
Ya, selalu ada ketidak masuk akalan dalam cinta. Bagaimana pun, bagiku cinta tetaplah rasionalitas sempurna. Jika Cinta hanya mengandalkan perasaan, maka cepat atau lambat luka akan segera menganga.
Aku tau, cinta adalah fitrah setiap manusia. Layaknya manusia normal, aku pun merasakannya. Dan lewat dirimu, Allah menganugrah kan perasaan yang hebat itu.
Tapi tidak. Cukup. Semua sudah cukup. Aku tak mau terus terpenjara dalam harapan semu. Biarkan aku mencintaimu dalam diamku. Biarkan aku menjaga kehormatan perasaanku. Tak kan ku biarkan diri ini jatuh pada lubang syahwat yang mengatas namakan ‘Cinta’.
Maafkan aku. Diamku bukan karna benci. Diamku bukan karna tak peduli. Ku hanya takut niatku salah padamu. Aku takut, kedekatan kita hanya akan mengundang murka-Nya. Aku takut, kedekatan hanya akan menjauhkan kita dari-Nya.
Bukankah lebih baik kita saling memantaskan diri satu sama lain. Meneguhkan iman dihati. Memfokuskan cinta untuk-Nya sebelum makhluk-Nya.
Sabar. Biar jarak dan waktu yang akan mengungkap rahasia terbesarnya, apakah perasaan itu semakin membesar ataukah memudar. Aku percaya, tak kan merugi orang orang yang bersabar.
Aku ingin belajar ikhlas, ikhlas mencintaimu karena-Nya.
Semoga Allah menyatukan kita kelak dalam naungan cinta dari-Nya, atas ridha-Nya. Amin~

Yang Mencintaimu Dalam Diam


Anna

1 Komentar

  1. Karena cinta tak harus di katakan
    Biar mereka berusaha mendekatinya, melindunginya, bahkan memberikan dia perhatian, cukup kita diam dalam doa,biar Allah saja yang melakukan itu terhadap dia.
    Semangat mba intan, tulisanmu terasa dari hati.

    BalasHapus

Hay! Salam Kenal :)

Pendapatmu tentang tulisanku...